Pernahkah
kamu dengar kutipan, “The desire of gold is not for gold. It is for means of
freedom and benefit" dari Ralph Waldo Emerson? Ya, semua orang mengetahui
apa itu emas, namun tidak semua orang memahami secara utuh potensinya. Padahal
investasi emas ditujukan agar kamu merasakan manfaat jangka panjang dan bebas
finansial (financial freedom). Dalam pandangan umum, emas dianggap sebagai
barang konsumsi, perhiasan, dan instrumen investasi karena jumlahnya yang
terbatas. Namun apakah potensi maksimal emas hanya diperoleh dengan membeli
lalu menunggu kenaikan harga? Tentu kembali kepada cara pandang kita soal emas.
Oleh karena itu, kamu perlu tahu potensi dari emas
sebelum berinvestasi. Asal tahu saja, emas memiliki banyak potensi tersembunyi
(hidden potential) yang bisa dimanfaatkan. Berikut 3 potensi tersembunyi emas
seperti dilansir dari LakuEmas:
1.Emas
sebagai instrumen investasi Performa emas sebagai instrumen investasi merupakan
salah satu alternatif yang layak dipertimbangkan. Pasalnya bila berbicara
tingkat pertumbuhan tahunan majemuk dalam 5 tahun terakhir (2016-2021), Emas
mampu memberikan bunga 12-13 persen per tahun konsisten selama 5 tahun.
Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memberikan bunga 3,39 persen. Ini
dilihat dari data harga yang diambil di setiap tanggal 1 Januari setiap
tahunnya.
2. Emas sebagai diversifikasi portofolio investasi
Performa emas sebagai diversifikasi portofolio
menjadikan emas sebagai penyeimbang profil resiko dari portofolio yang kamu
miliki. Artinya ketika portofolio di pasar negatif, emas menjadi penyeimbang
karena harganya akan positif saat pasar bergejolak. Namun Ketika pasar positif,
emas cenderung kompetitif dan tidak mengalami pertumbuhan negatif. Tak heran,
emas menjadi pilihan untuk mendiversifikasi aset. Biasanya, porsi emas di dalam
alokasi portofolio berada di angka 9 – 15 persen. Tentu saja, keputusan pengambilan
persentase alokasi didasari terhadap profil resiko investor. Semakin berisiko
portofolio yang dimiliki, maka porsi emas yang wajib dimiliki juga semakin
besar.
3. Emas
sebagai penjaga nilai yang likuid Emas juga dapat dijadikan sebagai penyimpan
dan penjaga nilai dari aset. Menyimpan emas jauh lebih disarankan ketimbang
menyimpan emas dalam bentuk mata uang di rekening kita masing-masing. Pasalnya
nilai uang semakin tergerus akibat adanya inflasi. Dengan tingkat pertumbuhan
nilai tahunan di angka 12-13 persen selama 5 tahun ke belakang, tentu nilai
aset akan tetap terjaga dan tumbuh bila dibandingkan dengan menyimpan dalam
bentuk mata uang (rupiah). Instrumen emas juga cukup likuid karena bisa dijual
sewaktu-waktu. Hal ini berbeda dengan barang-barang elektronik yang harganya
pun cenderung turun.
Apakah instrumen emas cukup likuid bila dibutuhkan
sewaktu-waktu? Hal ini merupakan salah satu pain point yang kita miliki bila
memilih emas sebagai substitusi mata uang. Berbagai platform jual beli emas
saat ini, salah satunya, Lakuemas, dimungkinkan untuk membeli dan menjual emas
secara cepat dan aman. Hal ini membuat kita dapat mengalokasikan lebih dan
membuat emas sebagai penjaga nilai aset kita.
.sumber : Kompas.com