Harga tembaga turun pada hari Senin (28/11/2022) di tengah meningkatnya kerusuhan sipil di China. Harga emas pun ikut melemah karena pasar menunggu lebih banyak sinyal pada kebijakan moneter AS dari data ekonomi utama minggu ini.
China saat ini sedang menghadapi gelombang pembangkangan sipil atas kebijakan nol-COVID yang ketat, dimana para demonstran dan polisi bentrok di beberapa kota besar di tengah meningkatnya ketidakpuasan publik atas hal tersebut.
Kebijakan nol-COVID diberlakukan selama tiga tahun terakhir, dan sangat mengganggu aktivitas ekonomi dan pergerakan semua orang. Hal ini yang kemudian juga merusak selera impor komoditas China dan menekan harga tembaga dengan prospek melemahnya permintaan. Pasar sebagian besar menepis tanda-tanda pengetatan pasokan tembaga, karena tambang utama di Chili dan Peru membatasi produksi.
Di antara logam mulia, harga emas sedikit turun karena dolar menguat mengantisipasi pidato dari beberapa pembicara Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, akhir pekan ini. Tetapi titik fokus utama adalah data utama nonfarm payrolls AS pada hari Jumat. Tanda-tanda kekuatan yang terus berlanjut di pasar tenaga kerja memberi Fed ruang yang cukup untuk terus menaikkan suku bunga, dan berdampak negatif bagi pasar logam.
Emas spot turun 0,2% menjadi $1.752,08 per troy ounce, sementara emas berjangka turun 0,2% menjadi $1.751,85 per troy ounce. Harga emas mengalami kemunduran minor/ ringan, di mana harga spot diperdagangkan lebih tinggi dari harga berjangka, karena berakhirnya kontrak Desember yang semakin dekat.
Namun, sinyal dari Fed yang akan menaikkan suku bunga dengan kecepatan yang lebih lambat dalam beberapa bulan mendatang merupakan tanda positif untuk harga emas, yang akan membawa logam kuning naik tajam. Gimana menurut Lakufriends ?