Harga emas bergerak pada hari Rabu 03/05/2023 di tengah kekhawatiran akan krisis perbankan dan ketidakpastian atas kebijakan moneter sebelum keputusan suku bunga The Fed. Ini terjadi karena saham bank AS menghadapi kesibukan penjualan setelah pengambilalihan First Republic Bank (NYSE:FRC) yang ditengahi pemerintah oleh JPMorgan Chase & Co (NYSE:JPM) memicu kekhawatiran bahwa beberapa pemberi pinjaman regional AS lainnya akan menghadapi masalah solvabilitas.
Permintaan bullion juga didukung oleh meningkatnya kekhawatiran gagal bayar utang AS, setelah Menteri Keuangan Janet Yellen memperingatkan bahwa ekonomi dunia berpotensi menghadapi tenggat waktu 1 Juni untuk memenuhi kewajibannya.
Dan Inflasi A.S. masih cenderung jauh di atas kisaran target The Fed, dan bank sentral telah memberikan sedikit indikasi bahwa ia berencana untuk mengurangi sikap hawkishnya.
Kemudian baru-baru ini pada hari Kamis 04/05/2023 harga emas memperpanjang kenaikannya dan sempat menyentuh rekor tertinggi setelah The Fed menaikkan suku bunga tetapi menandai pendekatan yang lebih ketat untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut di tengah kondisi ekonomi yang memburuk. Emas spot naik 0,9% menjadi $2.056,24 per troy ounce pada awal perdagangan Kamis 04/05/2023 setelah naik ke rekor tertinggi $2.080,72 per troy ounce pada Rabu malam.
Hal ini meningkatkan permintaan safe haven karena Ketua The Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi sedang melambat, dan kondisi kredit kemungkinan akan semakin ketat di tengah meningkatnya tekanan pada bank-bank AS. Ini disertai juga dengan kekalahan yang berkepanjangan di saham bank AS, karena jatuhnya First Republic Bank (NYSE:FRC) awal pekan ini memicu kebangkitan kembali kekhawatiran akan krisis perbankan AS. Powell juga memberi isyarat bahwa The Fed hampir mencapai puncak suku bunga, dan terjadinya kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu, menempatkannya pada level tertinggi dalam 16 tahun.